Tampilkan postingan dengan label RA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label RA. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 April 2023

Capaian Pembelajaran Untuk Satuan PAUD ( TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)

Capaian Pembelajaran Untuk Satuan PAUD ( TKRABA, KB, SPS, TPA)


Tentang Capaian Pembelajaran


Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase. Untuk PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), CP menjadi acuan untuk pembelajaran intrakurikuler. Sementara itu, kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak perlu merujuk pada CP, namun dapat langsung mengacu pada dimensi-dimensi profil pelajar Pancasila yang diatur dalam Keputusan Kepala BSKAP tentang Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka. Dengan demikian, CP digunakan untuk intrakurikuler, sementara dimensi profil pelajar Pancasila untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila.


Sebagai acuan untuk pembelajaran intrakurikuler, CP dirancang dan ditetapkan dengan berpijak pada Standar Nasional Pendidikan terutama STPPA dan Standar Isi. Oleh karena itu, pendidik yang merancang pembelajaran dan asesmen PAUD (TK/ RA/BA, KB, SPS, TPA) tidak perlu lagi merujuk pada dokumen STPPA dan standar isi, cukup mengacu pada CP. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran. Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat menggunakan CP pendidikan khusus. Peserta didik PAUD berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual dapat menggunakan CP reguler ini, namun dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum dan pembelajaran.


Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian, sebagai kebijakan tentang target pembelajaran yang perlu dicapai setiap peserta didik, CP tidak cukup konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari. Oleh karena itu, pengembang kurikulum operasional ataupun pendidik perlu menyusun dokumen yang lebih operasional yang dapat memandu proses pembelajaran intrakurikuler, yang dikenal dengan istilah alur tujuan pembelajaran. Pengembangan alur tujuan pembelajaran dijelaskan lebih terperinci dalam Panduan Pembelajaran dan Asesmen.



Memahami CP adalah langkah pertama dalam perencanaan pembelajaran dan asesmen (lihat Gambar 1 yang diambil dari Panduan Pembelajaran dan Asesmen). Untuk dapat merancang pembelajaran dan asesmen PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dengan baik, CP Fase Fondasi perlu dipahami secara utuh, termasuk keterkaitan Fase Fondasi dengan Fase di atasnya, serta tujuan dan karakteristik dari PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) yang perlu tercermin di dalam proses pembelajaran. PAUD adalah pijakan pertama anak di dunia pendidikan dan titik awal perjalanannya dalam berkembang dan berperan di komunitas, negara, dan dunia. Sebagai pijakan pertama, pengalaman anak di PAUD sangatlah penting. Apabila pengalaman belajar yang mereka alami di PAUD menyenangkan dan bermakna, maka akan terbangun rasa positif terhadap belajar yang menjadi bekal mereka dalam melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya. Kualitas layanan yang diterimanya juga menentukan apakah pengalaman tersebut berhasil mengoptimalkan tumbuh kembang anak usia dini yang merupakan kesempatan yang tak dapat kembali.


Dokumen ini dirancang untuk membantu pendidik pengampu PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) memahami CP ini. Untuk itu, dokumen ini dilengkapi dengan beberapa penjelasan dan panduan untuk berpikir reflektif setelah membaca setiap bagian dari CP PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA).



Untuk dapat memahami CP, pendidik perlu membaca dokumen CP secara utuh mulai dari rasional dan tujuan CP, karakteristik pembelajaran, lingkup CP hingga CP pada fase di atasnya karena semua CP berkaitan. Pendidik jenjang SD, misalnya, perlu juga mengetahui CP fase fondasi. Demikian juga dengan pendidik PAUD, perlu juga memahami fase fasefase berikutnya (Fase A sampai C di jenjang SD) untuk mengetahui perkembangan yang akan dialami oleh peserta didik.


Rasional Capaian Pembelajaran PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)

Penyusunan Capaian Pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dapat dimaknai sebagai sebuah tanggapan terhadap adanya kebutuhan untuk menguatkan peran PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) sebagai fondasi jenjang pendidikan dasar. Capaian Pembelajaran merupakan masukan kurikulum yang digunakan oleh satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dalam merancang pembelajaran sehingga dapat mencapai STPPA. Capaian Pembelajaran memberikan
kerangka pembelajaran yang memandu pendidik di satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dalam memberikan stimulasi yang dibutuhkan oleh anak usia dini.


Stimulasi dirancang dengan cara memperkaya lingkungan yang akan menyuburkan interaksi anak dengan lingkungan di sekitar, termasuk pendidik dan orangtua. Kurikulum berdasarkan pendekatan konstruktivistik yang berasal dari teori Piaget dan Vygotsky juga percaya bahwa pembelajaran perlu melibatkan anak dalam interaksi aktif antara diri dan lingkungannya. Diharapkan proses stimulasi akan
memberikan dampak yang optimal pada peningkatan karakter, keterampilan, maupun pengetahuan anak. Stimulasi tersebut dilakukan pada semua aspek perkembangan anak, baik dari aspek moral dan agama, fisik motorik, emosi dan sosial, bahasa, dan kognitif melalui kegiatan bermain. Peran guru dan orang tua pada stimulasi anak usia dini selaras dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu guru dan orang tua berfungsi sebagai fasilitator, mentor, dan mitra anak dalam proses perkembangannya. Selanjutnya guru perlu bekerja sama dengan orang tua untuk memastikan keselarasan antara pendidikan di satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dan di rumah dalam keseharian anak.


Secara umum, dapat dikatakan stimulasi bertujuan agar anak bertumbuh kembang optimal secara holistik dan siap bersekolah. Diharapkan mereka kelak membentuk pribadi yang dicita-citakan dalam profil pelajar Pancasila, yaitu sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Proses membangun pengetahuan anak terjadi ketika ia sedang bermain dan berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif. Proses tersebut berupa desain lingkungan belajar yang sesuai dari satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) serta tantangan dan dukungan yang diberikan bagi tiap anak oleh pendidik untuk memastikan anak memperoleh kemampuan-kemampuan baru.


Bermain bagi anak usia dini adalah belajar, yang didukung dengan masukan dari orang lain yang lebih berpengalaman di sekitarnya (pendidik, orang tua/wali, saudara yang lebih tua, dan sebagainya). Anak bertindak dari perilaku bermain dan model yang dicontohkan oleh orang dewasa atau anak-anak yang lebih tua. Mereka mengajukan pertanyaan untuk belajar lebih banyak, dan dapat dirangsang untuk belajar lebih banyak melalui dukungan dari orang dewasa yang terlibat, atau anak-anak yang lebih tua yang menanggapi minat anak, menjelaskan berbagai hal, mengajari mereka kata-kata untuk berbicara tentang apa yang mereka lakukan, dan mendorong anak untuk mengeksplorasi lebih cermat, atau berpikir lebih dalam. Bermain secara alami dan spontan yang berasal dari ide-ide anak merupakan kegiatan belajar yang menyenangkan yang dengan dukungan yang tepat, akan mengarah pada pembelajaran yang lebih dalam dan bermakna bagi anak tentang diri mereka dan dunianya. Melalui bermain, anak-anak menampilkan hal-hal yang ia ketahui tentang dunianya yang memberikan kesempatan yang tepat bagi pendidik atau orang tua/wali, untuk menstimulasi anak mengambil langkah berikutnya, atau mencoba tantangan berikutnya agar mereka belajar lebih banyak. Stimulasi bermain yang berkualitas, yang selaras dengan minat anak dan menantang secara tepat akan memberikan kesempatan kepada anak untuk menunjukkan pengenalan tentang dirinya sebagai anak Indonesia, dan mendemonstrasikan kemampuannya dalam mengeksplorasi, memecahkan masalah, berpikir dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Anak tersebut akan memiliki kesadaran terhadap alam dan
lingkungan, serta tumbuh dan berkembang menjadi anak yang kreatif, bugar, sehat, serta dapat berkomunikasi dan berekspresi dengan bahasa dan seni.


Berikut adalah sejumlah rasional yang mendasari penyusunan Capaian Pembelajaran di jenjang PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) 

Pertama, memberikan lebih banyak ruang kemerdekaan bagi satuan PAUD (TK/RA/ BA, KB, SPS, TPA) untuk menetapkan kebutuhan pengajaran dan pembelajaran. Kebutuhan belajar mengajar PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) harus didasarkan pada kebutuhan anak. Ini membutuhkan pertimbangan kemampuan fisik, sosial, moral, linguistik, dan kognitif anak serta penyediaan berbagai lingkungan yang menantang dengan dukungan pendidik ke tiap anak yang memadai untuk memastikan potensi belajar anak terwujud. Lingkungan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) perlu ramah dan dekat dengan anak agar ia merasa cukup percaya diri untuk dapat bermain dan menjelajah di dalamnya. Ini berarti pertimbangan harus diberikan pada konteks sosial dan budaya anak dan sumber daya yang tersedia. Orang tua/wali juga harus dilibatkan dalam kegiatan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), sehingga mereka dapat mendukung pembelajaran anak tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka serta anak dapat memperluas eksplorasi. Pertimbangan juga harus diberikan pada sumber daya ekonomi dan masyarakat yang mungkin tersedia di lingkungan rumah dan satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) untuk dapat memberikan dukungan yang memadai.


Beragamnya keadaan sosial budaya ekonomi dan sumber daya masyarakat Indonesia adalah sinyal bahwa penjabaran mengenai apa yang perlu dipelajari di satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) harus tetap menyediakan ruang kemerdekaan bagi satuan pendidikan dan ekosistemnya untuk menentukan bagaimana mereka akan menggunakan sumber dayanya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Capaian Pembelajaran PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) merupakan fase fondasi, yang artinya fase ini merupakan pijakan pertama anak di dunia pendidikan dan tujuannya adalah memfasilitasi tumbuh kembang anak secara optimal, yang tidak hanya siap bersekolah, namun lebih siap menempuh perjalanannya dalam berkembang dan berperan di komunitas, negara, dan dunia. Selaras dengan semangat Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, Capaian Pembelajaran tidak preskriptif (secara mengikat memberikan ketentuan baku) membatasi ragam laju dan kebutuhan anak dalam belajar berdasarkan usia (karena anak unik dan tidak dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya) – dan juga tidak preskriptif membatasi rangkaian pembelajaran yang dapat dilakukan satuan.


Kedua, menguatkan transisi PAUD-SD. Kesinambungan pembelajaran di PAUD dan sekolah dasar, adalah peran kunci mengingat periode anak usia dini sebetulnya adalah usia 0-8 tahun (Shonkoff et al, 2016). Capaian Pembelajaran Jenjang PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) berupaya untuk menempatkan kurikulum PAUD (TK/ RA/BA, KB, SPS, TPA) dan sekolah dasar dalam satu lajur pembelajaran (learning progression) sehingga ujung capaian kurikulum adalah titik berangkat di kelas 1 sekolah dasar, dan terus dibangun hingga usainya fase A, di kelas 2 sekolah dasar. Hal ini yang diharapkan akan mendukung kesiapan bersekolah anak dalam rentang usia tersebut.


Kesiapan bersekolah dimaknai sebagai hadirnya hasil interaksi dari tiga dimensi: peserta didik yang siap (ready children), keluarga siap (ready family), dan sekolah yang siap (ready school) (UNICEF, 2012). Sesuai dengan teori Bronfenbrenner (1979 dan 1989), ketiga dimensi ini berada dalam sebuah ekosistem besar yang dipengaruhi oleh nilai budaya serta kerangka kebijakan yang berlaku. Kesiapan
bersekolah merupakan kondisi yang terus dibangun berdasarkan kemitraan antara satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), keluarga, sekolah dasar kelas rendah.


Komponen penting dari kesiapan bersekolah yang dapat didukung satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) diantaranya adalah:

■ Kematangan emosi yang cukup untuk mengatasi masalahnya sehari-hari.
■ Keterampilan sosial yang memadai untuk berinteraksi sehat dengan teman sebaya.
■ Kematangan kognitif yang cukup untuk berkonsentrasi saat bermain-belajar.
■ Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri yang memadai untuk dapat berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri.


Keterampilan umum ini dipelajari di lingkungan dimana anak-anak memiliki kesempatan untuk berinteraksi, dimana ada masalah-masalah yang perlu mereka selesaikan ketika berinteraksi dengan teman. Pendidik juga perlu siap mendukung anak-anak untuk terlibat secara baik dengan orang lain, menyelesaikan perselisihan secara konstruktif, dan mengelola emosi mereka. Pendidik juga perlu mengajari anak cara mendengarkan dengan cermat, dan memberikan stimulus untuk membangun konsentrasi dan keterampilan mengingat anak untuk mendukung kesiapan bersekolah.


Ketiga, menguatkan artikulasi penanaman literasi, matematika, sains, teknologi, rekayasa, dan seni sejak di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA). Literasi dan matematika awal tersirat di dalam kurikulum terdahulu namun dalam pelaksanaannya, masih ada satuan yang menghindari penggunaan aspek pembelajaran ini ditengarai karena kekhawatiran terjadinya schoolification (anak belajar secara klasikal di mana fokus lebih ke muatan pembelajaran di ruangan kelas dalam waktu lama dengan kertas dan pensil), sementara penting dalam pembelajarannya anak usia dini untuk mengeksplorasi diri dan lingkungan. Pengenalan pada sains, matematika, teknologi, rekayasa, dan seni dihadirkan di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) untuk membantu anak memecahkan masalah dan berkreasi. Kemampuan literasi dan matematika di sini tidaklah diartikan sebagai keharusan membaca, menulis, atau berhitung karena semua pendidikan di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) kembali pada prinsip berpusat pada kebutuhan anak. Artinya, kemampuan literasi dan matematika adalah kemampuan dasar yang dibutuhkan anak untuk dapat memahami dunia, serta dapat menggunakan kemampuan tersebut dalam kegiatan sehari-harinya. Agar anak memiliki kemampuan literasi dan matematika awal dalam makna yang luas, maka penggunaan metode drilling yang secara sempit memaknai kemampuan ini sebagai kemampuan baca, tulis, hitung – harus dihindarkan. Hal yang diperlukan adalah pemahaman yang meluas di satuan PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dan komunitas orang tua mengenai perkembangan literasi dini, matematika awal, sains, teknologi, rekayasa, dan seni dalam PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) yang mencakup pengembangan:

■ Kemampuan menyimak dan mengolah informasi.
■ Kemahiran berbahasa yang memadai untuk berpartisipasi dalam percakapan sehari-hari, mengekspresikan gagasan, pendapat, dan perasaan, menjelaskan berbagai peristiwa yang dekat dengan kehidupan anak, mendengarkan secara efektif, dan merespons dengan tepat.
■ Kecintaan pada buku, yang dipupuk dengan mendengarkan berbagai cerita serta teks informasi sederhana dan menarik sehingga dapat mendorong anak untuk mengekspresikan tanggapan mereka.
■ Pengalaman langsung yang memadai dalam menghitung di antaranya berbagai jenis jumlah kecil, menyortir objek yang berbeda dengan cara yang berbeda, menggunakan bahasa matematika untuk mengidentifikasi objek yang panjang, pendek, berat, ringan, penuh, kosong, cepat, lambat, dan juga untuk menjelaskan beberapa bentuk sederhana di lingkungan mereka; dan
■ Pengalaman yang cukup dalam mengeksplorasi berbagai elemen lingkungan alam mereka serta alat-alat sederhana, teknologi dan bahan konstruksi agar mereka terbiasa dan mampu menggambarkan pengalaman mereka dan apa yang telah mereka pelajari.


Keterampilan awal ini dikembangkan melalui kegiatan belajar-bermain dengan tetap memperhatikan keunikan anak. Setiap anak memiliki minat yang berbeda dan tingkat keterampilan yang berbeda, oleh karena itu pendidik perlu mengenali dan menanggapi hal ini. Keterampilan keaksaraan awal PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) harus fokus pada pengembangan keterampilan bahasa lisan. Anak perlu meningkatkan perbendaharaan kata dan keterampilan berbicara serta menyimak, dengan cara terlibat dalam percakapan dengan pendidik dan orang tua/wali. Percakapan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas bahasa lisan reseptif dan ekspresif anak.


Demikian pula, untuk mengembangkan keterampilan matematika awal, pendidik perlu terlibat dalam percakapan dengan setiap anak di mana mereka membantu anak untuk memahami dan menggunakan beberapa ide dan bahasa matematika sederhana yang berlaku dalam kegiatan bermain. Pengalaman sains, teknologi, dan kerekayasaan yang sesuai untuk anak-anak di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) memerlukan penyediaan materi untuk dimainkan anak agar dapat merangsang eksplorasi mereka. Setiap elemen lingkungan alam yang menjadi bagian dari PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dapat menjadi stimulus untuk mendorong anak berpikir secara ilmiah. Perangkat mekanis sederhana yang dapat digunakan anak untuk bermain dengan aman, atau bahan yang dapat digunakan untuk konstruksi
memungkinkan anak untuk mengeksplorasi elemen teknologi dan kerekayasaan. Peran pendidik, sekali lagi, untuk terlibat dalam percakapan empat mata dengan setiap anak, setiap hari mencari tahu apa yang sedang dieksplorasi oleh anak, apa yang membuat mereka penasaran dan menanyakan jenis pertanyaan yang akan mendorong anak untuk mengeksplorasi lebih banyak dan memikirkan tentang hasilnya.


Keempat, lebih memberikan pijakan bagi anak untuk memahami dirinya dan dunia. Hasil pembelajaran di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) menekankan pentingnya untuk membantu anak-anak memahami dan bangga akan identitas mereka, dan untuk memperkuat pemahaman mereka tentang dunia dimulai dengan menjelajahi lingkungan sekitarnya. Anak-anak membutuhkan kepercayaan diri dan kepercayaan pada kemampuan mereka agar dapat secara efektif menjelajahi dan belajar tentang dunia mereka. Mereka perlu merasa bangga terhadap dirinya sendiri, budaya asal mereka, penampilan dan cara hidup mereka. Pendidik perlu mendukung anak-anak untuk mengembangkan identitas yang kuat dan positif dengan menghormati dan menyambut masing-masing keunikan anak serta latar belakang sosial dan budaya mereka.


Relevansi PAUD sangat ditentukan oleh manfaat yang dirasakan secara konkret oleh keluarga dan anak. Keluarga perlu melihat jejak serta dampak dari partisipasi anak-anaknya di PAUD (Smith, 1996), karenanya tujuan dari setiap pembelajaran perlu dikaitkan dengan pengalaman anak sehari-hari dan kontekstual (selaras dengan nilai sosial budaya lingkungan) sehingga menumbuhkan kesadaran bahwa
dirinya adalah bagian dari lingkungannya serta meningkatkan kompetensi dirinya untuk dapat berperan dalam kegiatan sehari-hari. Capaian Pembelajaran PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) secara spesifik menekankan pentingnya pendampingan anak dalam menemukan jati dirinya, serta menguatkan pemahaman anak terhadap dunianya melalui eksplorasi terhadap lingkungan sekitar.


Setelah membaca bagian Rasional Capaian Pembelajaran PAUD, apakah dapat dipahami mengapa Capaian Pembelajaran PAUD ini penting? Apakah dapat dipahami tujuan utamanya?


Tujuan Capaian Pembelajaran PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)


Pembelajaran di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) adalah pembelajaran yang mengintegrasikan semua aspek perkembangan anak dengan penekanan pada kesejahteraannya. Tujuan Capaian Pembelajaran di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) adalah memberikan arah yang sesuai dengan usia perkembangan anak pada semua aspek perkembangan anak (nilai agama-moral, fisik motorik, emosi-sosial, bahasa, dan kognitif) dan menarasikan kompetensi pembelajaran yang diharapkan dicapai anak pada akhir PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA), agar anak siap mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya.


Setelah membaca tujuan Capaian Pembelajaran PAUD di atas, dapatkah Anda mulai membayangkan bagaimana hubungan antara kemampuan yang ingin dibangun dalam CP dengan pengembangan kemampuan pada profil pelajar Pancasila? Sejauh mana Anda sebagai pendidik mendukung pengembangan kemampuan tersebut?


Karakteristik Pembelajaran PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)

Pembelajaran di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) memiliki karakteristik yang memandang setiap anak dipandang unik dan memiliki potensi (kelebihan/kekuatan) masing-masing sehingga memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut melalui dalam lingkungan yang dirancang dengan cermat di mana stimulasi bermain diberikan dan pembelajaran disediakan oleh pendidik. Scaffolding (perancah, dukungan belajar secara terstruktur) sangat penting diberikan pendidik dengan cara terlibat dalam percakapan sehari-hari dengan setiap anak, yang seiring waktu akan memberikan tantangan, dukungan dan bimbingan bagi anak untuk mengembangkan keterampilan motorik, keterampilan sosial dan nilai-nilai moral, keterampilan bahasa lisan dan kemampuan anak untuk secara produktif memikirkan dan mengeksplorasi lingkungan.


Pembelajaran di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) perlu memperhatikan beberapa karakteristik spesifik yaitu:

1. Mendukung terbentuknya kesejahteraan diri (well-being) anak.
2. Menghargai dan menghormati anak.
3. Mendorong rasa ingin tahu anak.
4. Menyesuaikan dengan usia, tahap perkembangan, minat dan kebutuhan anak.
5. Memberikan stimulasi secara holistik integratif.
6. Memberikan tantangan, bimbingan, dan dukungan pada pembelajaran tiap anak melalui percakapan dan interaksi bermakna dengan tiap anak.
7. Melibatkan keluarga sebagai mitra.
8. Memanfaatkan lingkungan dan teknologi sebagai sumber belajar.
9. Menggunakan penilaian otentik (penilaian yang diperoleh bersamaan dengan berlangsungnya proses pembelajaran).

Lingkup Capaian Pembelajaran

Lingkup Capaian Pembelajaran di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) mencakup tiga elemen stimulasi yang saling terintegrasi. Tiga elemen stimulasi tersebut merupakan elaborasi aspek-aspek perkembangan nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, dan nilai Pancasila serta bidang-bidang lain untuk optimalisasi tumbuh kembang anak sesuai dengan kebutuhan pendidikan abad 21 dalam konteks Indonesia. Tiap elemen stimulasi mengeksplorasi aspek aspek perkembangan secara utuh dan tidak terpisah. Ketiga elemen stimulasi tersebut adalah: 1) Nilai agama dan budi pekerti, yang mencakup kemampuan dasar-dasar agama dan akhlak mulia; 2) Jati diri mencakup pengenalan jati diri anak Indonesia yang sehat secara emosi dan sosial dan berlandaskan Pancasila, serta memiliki kemandirian fisik. 3) Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa,dan Seni yang mencakup kemampuan memahami berbagai informasi dan berkomunikasi serta berpartisipasi dalam kegiatan pramembaca. Setiap elemen stimulasi harus digunakan sebagai dasar untuk mengeksplorasi aspek perkembangan anak secara keseluruhan, bukan secara terpisah.


Rumusan Capaian Pembelajaran

Pada akhir fase fondasi, anak menunjukkan kegemaran mempraktikkan dasardasar nilai agama dan budi pekerti; kebanggaan terhadap dirinya; dasar-dasar kemampuan literasi, matematika, sains, teknologi, rekayasa, dan seni untuk membangun sikap positif terhadap belajar dan kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar.


Capaian Pembelajaran Berdasarkan Elemen

Saat membaca CP per elemen berikut ini, sejauh mana Anda sudah memfasilitasi pencapaian setiap elemen-elemen dalam CP fase fondasi ini di PAUD Anda? Bagaimana tujuan pembelajaran yang dapat Anda rancang untuk anak agar dapat mencapai seluruh elemen ini? Apakah Anda merancang kegiatan untuk elemen secara terpisah, atau ada kegiatan yang dapat menguatkan setiap elemen secara terintegrasi?

Selengkapnya bisa kalian unduh disini

Minggu, 09 April 2023

Apa yang harus dipersiapkan ketika menjalani kegiatan visitasi asesor akreditasi sekolah?

Apa yang harus dipersiapkan ketika menjalani kegiatan visitasi asesor akreditasi sekolah


Gurupedia - Menjalani kegiatan visitasi asesor akreditasi sekolah adalah suatu proses yang penting dan memerlukan persiapan yang matang. Hal ini karena kegiatan tersebut akan menentukan status akreditasi sebuah sekolah. Di dalam artikel ini, akan dibahas mengenai apa itu kegiatan visitasi asesor akreditasi sekolah, bagaimana persiapan yang dilakukan, dan apa saja yang harus dilakukan selama kegiatan tersebut.


Apa Itu Kegiatan Visitasi Asesor Akreditasi Sekolah?


Kegiatan visitasi asesor akreditasi sekolah adalah suatu proses yang dilakukan oleh tim asesor yang terdiri dari beberapa orang untuk mengevaluasi kualitas sekolah. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah sebuah sekolah memenuhi standar akreditasi yang ditetapkan oleh badan akreditasi yang bersangkutan.


Kegiatan ini biasanya dilakukan setelah sekolah mengajukan permohonan untuk diakreditasi dan melalui proses verifikasi awal. Kegiatan visitasi asesor akreditasi sekolah terdiri dari berbagai tahapan seperti pemeriksaan dokumen, observasi, wawancara, dan penilaian kinerja.


Persiapan yang Dilakukan


Persiapan yang matang sangat penting dilakukan untuk memastikan kegiatan visitasi asesor akreditasi sekolah berjalan dengan baik. Berikut ini adalah beberapa persiapan yang harus dilakukan:


  • Mempelajari Standar Akreditasi

Sebelum melakukan kegiatan visitasi, tim asesor biasanya akan mempelajari standar akreditasi yang berlaku. Oleh karena itu, sekolah juga harus memahami dan mempelajari standar akreditasi tersebut agar dapat mempersiapkan diri dengan baik.


  • Mempersiapkan Dokumen-dokumen Penting

Sekolah harus mempersiapkan dokumen-dokumen penting seperti rencana strategis, kebijakan sekolah, pedoman pembelajaran, serta data dan informasi lainnya yang relevan dengan kegiatan belajar-mengajar di sekolah.


  • Menjaga Kondisi Fisik Sekolah

Kondisi fisik sekolah juga harus dipersiapkan dengan baik. Ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas lainnya harus dalam kondisi yang baik dan bersih.


  • Memastikan Kesiapan Staf dan Siswa

Staf dan siswa sekolah harus dipersiapkan untuk menerima kunjungan dari tim asesor. Staf harus mengetahui jadwal kegiatan visitasi dan tugas-tugas yang harus dilakukan, sedangkan siswa harus dipersiapkan untuk memberikan informasi dan tanggapan yang diperlukan.


Kegiatan yang Dilakukan Selama Visitasi


Selama kegiatan visitasi asesor akreditasi sekolah, tim asesor akan melakukan beberapa kegiatan, di antaranya:


Pemeriksaan Dokumen

Tim asesor akan memeriksa dokumen-dokumen yang telah disiapkan oleh sekolah. Dokumen tersebut mencakup rencana strategis, kebijakan sekolah, pedoman pembelajaran, serta data dan informasi lainnya yang relevan dengan kegiatan belajar-mengajar di sekolah.


Observasi

Tim asesor juga akan melakukan observasi untuk melihat langsung kondisi fisik dan kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Mereka akan mengunjungi ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, serta fasilitas lainnya yang ada di sekolah. Selain itu, mereka juga akan melihat kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lainnya yang diadakan di sekolah.


Wawancara

Tim asesor akan melakukan wawancara dengan staf, siswa, dan orang tua siswa untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang kondisi sekolah. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari mereka tentang kualitas sekolah serta untuk mendapatkan informasi tambahan yang mungkin belum terdokumentasi.


Penilaian Kinerja

Tim asesor akan menilai kinerja staf dan siswa sekolah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam standar akreditasi. Mereka akan melihat bagaimana kinerja staf dalam mengajar, mempersiapkan materi pelajaran, serta bagaimana kinerja siswa dalam belajar dan mengikuti kegiatan di sekolah.


Setelah melakukan semua kegiatan tersebut, tim asesor akan membuat laporan yang berisi hasil evaluasi mereka. Laporan tersebut akan dijadikan acuan oleh badan akreditasi untuk menentukan status akreditasi sebuah sekolah.


Manfaat dari Kegiatan Visitasi Asesor Akreditasi Sekolah


Kegiatan visitasi asesor akreditasi sekolah memiliki beberapa manfaat, di antaranya:


  • Meningkatkan Kualitas Sekolah

Kegiatan visitasi asesor akreditasi sekolah dapat meningkatkan kualitas sekolah. Dengan melakukan evaluasi yang ketat terhadap kondisi sekolah, maka sekolah dapat mengetahui kekurangan dan kelebihannya serta dapat melakukan perbaikan yang dibutuhkan.


  • Memperbaiki Sistem Pengajaran

Melalui kegiatan visitasi asesor akreditasi sekolah, sekolah dapat mengetahui kelemahan sistem pengajaran yang digunakan. Hal ini dapat membantu sekolah dalam memperbaiki sistem pengajaran sehingga siswa dapat belajar dengan lebih efektif.


  • Meningkatkan Kredibilitas Sekolah

Status akreditasi yang baik dapat meningkatkan kredibilitas sekolah. Hal ini karena akreditasi menunjukkan bahwa sekolah telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh badan akreditasi. Sehingga, orang tua siswa dan masyarakat dapat lebih percaya dan yakin terhadap kualitas sekolah tersebut.


Kesimpulan


Kegiatan visitasi asesor akreditasi sekolah adalah suatu proses yang penting dan harus dilakukan dengan baik. Persiapan yang matang serta kesiapan staf dan siswa sangat penting dalam menjalankan kegiatan ini. Dalam kegiatan visitasi asesor akreditasi sekolah, tim asesor akan melakukan pemeriksaan dokumen, observasi, wawancara, dan penilaian kinerja. Setelah itu, laporan hasil evaluasi akan dijadikan acuan oleh badan akreditasi untuk menentukan status akreditasi sebuah sekolah. Keberhasilan dalam kegiatan visitasi asesor akreditasi sekolah dapat meningkatkan kualitas sekolah, memperbaiki sistem pengajaran, serta meningkatkan kredibilitas sekolah.

Sabtu, 08 April 2023

Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Kegiatan Visitasi Akreditasi Tahap I

Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Kegiatan Visitasi Akreditasi Tahap I


Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal (BAN PAUD dan PNF) Provinsi Jawa Timur Nomor : 167/K/SK/IV/2023 tanggal 5 April 2023, dalam rangka Pelaksanaan Kegiatan Visitasi Akreditasi Satuan PAUD dan PNF Tahap I Tahun 2023 dan hasil Keputusan Rapat Program Akreditasi (RPA) pada tanggal 4 April 2023, dengan ini kami sampaikan bahwa pelaksanaan Visitasi Akreditasi untuk Satuan PAUD dan PNF Tahap I Tahun 2023 akan dilaksanakan pada tanggal 10 s.d 15 April 2023.


Bersama ini kami lampirkan daftar Satuan Pendidikan yang menjadi sasaran Visitasi Akreditasi BAN PAUD dan PNF Provinsi Jawa Timur Tahap I Tahun 2023.


Untuk mengetahui kinerja Asesor dalam melakukan kegiatan Visitasi terhadap asesi, maka Asesi dapat melakukan penilaian kepuasan terhadap kinerja Asesor melalui link : https://bit.ly/KepuasanAsesi2023

Untuk selengkapnya silahkan unduh surat pemberitahuan ini disini

Rabu, 05 April 2023

Metode Baca Al-Qur'an Iqro' Tartila: Cara Efektif Mempelajari Al-Qur'an

Metode Baca AL-Qur'an


Sesuai dengan perkembangan zaman, di mana Pendidikan Islam di Indonesia juga mengalami berbagai dinamikanya, kreasi cara baca Al-Qur’an pun demikian. Model Baca Al-Qur’an Iqro’ Tartila termasuk salah satu dari kecenderungan tersebut, yakni disusun untuk kebutuhan pembelajaran Al-Qur’an di lembaga binaan Yayasan Iqro Tartila. Alasan lainnya, metode-metode yang hadir sebelumnya dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan atau kurang dapat melengkapi pembelajaran Al-Qur’an di Yayasan Iqro Tartila.


Menurut Sofian Effendi dalam Ensiklopedia Cara Baca Al-Qur’an di Indonesia (2022: 105-107), Iqro’ Tartila mempunyai tiga penamaan setiap tingkatan; untuk anak-anak disebut metode Iqro’ Tartila berjumlah lima jilid; untuk dewasa disebut Tartilaqu berjumlah lima jilid; dan ketiga, untuk ringkasan bernama Tartila Arbain, yakni 40 hari terampil membaca Al-Qur’an. Penyusunnya bernama Nur Hadi Kastamin, M.Ag., pernah menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Sunan Drajat; lebih kurang 6 tahun, khususnya kepada ustadz Abdullah Mansur Al-Hafizh hingga memperoleh Syahadah Al-Qur’an bin-Nadhar.


Perbedaan dengan metode lain, masih menurut Effendi, antara lain pertama, pengenalan huruf-hurufnya dengan menuliskan tiga huruf yang merupakan akar kata dari kalimat ‘arabiyah yang mempunyai makna; kedua, contoh-contoh dalam bukunya sesuai urutan huruf hija’iyah (alphabet arab).


Adapun pembelajaran dari tiga tingkatan, terdiri dari: jilid pertama berisikan materi ajar pengenalan huruf hija’iyyah berharakat fathah dan pengenalan bacaan bersambung. Pada jilid kedua, berisi tentang pengenalan bacaan huruf hijaiyyah berharakat kasrah dan dhammah, lalu pengenalan huruf hija’iyyah berharakat tanwin dan pengenalan huruf hija’iyyah berharakat sukun dan tasydid.


Jilid ketiga dari buku ini berisi tentang ragam bacaan mad thabi’i, pengenalan alif lam qomariyah dan syamsiyyah, terdapat juga bacaan mad wajib mutthasil serta hukum bacaan lafẓul jalālah. Jilid keempat tentang Tajwid Hukum bacaan Nun sukun, Tanwīn, Ghunnah, Hukum bacaan Mim Sukun, Idhgom Mutamatsilain, Idhgom Mutaqoribain dan Mutajanisain. Sementara jilid terakhir untuk kategori anak, dewasa ataupun tartila arbain memiliki materi do’a do’a pilihan pelajaran ghorib beserta penjelasan dan contoh ayatnya dalam Al-Qur’an.


Sebaran dari metode Iqro’ Tartila, Tartila Arbain dan Tartilaqu melalui jaringan Yayasan Iqra Tartila dengan skala terbatas, masih berkembang di Jabodetabek dan sekitarnya, seperti di wilayah Bogor, Depok, Ciracas dan Serang. Wilayah sebarannya jauh berbeda dengan metode Iqro’ yang sudah berkembang luas di manca negara sebelumnya.


Mahrus eL-Mawa (alumni jurusan Tafsir Hadits IAIN Sunan Kalijaga, nyantri di pesantren Al-Munawir Krapyak dan Salafiyah Pemalang, Kasubdit Pendidikan Al-Qur’an)


Metode Baca Al-Qur'an Iqro' Tartila:

Metode baca Al-Qur'an Iqro' Tartila adalah suatu metode yang digunakan untuk mempelajari bacaan Al-Qur'an dengan mengedepankan prinsip tartil, yaitu bacaan yang pelan dan teratur. Metode ini dikembangkan oleh Syaikh Syamsuddin Khafaji dan mulai diperkenalkan pada tahun 1969. Iqro' Tartila terdiri dari beberapa tahapan yang diatur secara berurutan dan bertahap, dimulai dari Iqro' 1 hingga Iqro' 6. Setiap tahap Iqro' memiliki materi bacaan yang semakin kompleks dan tingkat kesulitan yang bertahap.


Metode Iqro' Tartila sangat cocok untuk pemula yang belum memahami huruf-huruf Arab dan belum bisa membaca Al-Qur'an. Metode ini menggunakan pendekatan talaqi atau tahqiqi, yaitu mengenal huruf dan bacaan secara detail sebelum belajar membaca Al-Qur'an secara keseluruhan. Metode ini juga menekankan pada pemahaman makna dan tafsir surat-surat pendek yang sering dibaca dalam shalat seperti Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas. Dalam metode Iqro' Tartila, siswa akan diajarkan untuk membaca Al-Qur'an dengan tempo yang pelan dan teratur, serta menghayati makna dari setiap ayat yang dibaca.


Keunggulan Metode Baca Al-Qur'an Iqro' Tartila:

Metode Iqro' Tartila memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya menjadi metode yang efektif untuk mempelajari Al-Qur'an, antara lain:


Pendekatan Talaqi: Metode Iqro' Tartila menggunakan pendekatan talaqi atau tahqiqi, yaitu mengenal huruf dan bacaan secara detail sebelum belajar membaca Al-Qur'an secara keseluruhan. Pendekatan ini memungkinkan siswa memahami dan menguasai huruf-huruf Arab dengan baik sebelum mulai membaca Al-Qur'an, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih mudah dan efektif.


Bertahap dan Terstruktur: Metode Iqro' Tartila dirancang dengan tahapan yang bertahap dan terstruktur, dimulai dari Iqro' 1 hingga Iqro' 6. Setiap tahap memiliki materi bacaan yang semakin kompleks dan tingkat kesulitan yang bertahap. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan mudah dan tidak terlalu terbebani oleh materi yang terlalu sulit.


Fokus pada Tartil: Metode Iqro' Tartila mengedepankan prinsip tartil, yaitu bacaan yang pelan dan teratur. Siswa diajarkan untuk membaca Al-Qur'an dengan tempo yang pelan dan teratur, sehingga dapat menguasai teknik tartil dengan baik. Tartil dalam membaca Al-Qur'an sangat penting, karena membantu siswa untuk memahami setiap kata dan ayat dengan baik, serta menghayati maknanya.


Pemahaman Makna dan Tafsir: Metode Iqro' Tartila juga menekankan pada pemahaman makna dan tafsir surat-surat pendek yang sering dibaca dalam shalat. Hal ini membantu siswa untuk mengerti makna dari setiap ayat yang dibaca, sehingga dapat meningkatkan pemahaman terhadap isi Al-Qur'an secara keseluruhan.


Menggunakan Teknik Bacaan Terstandar: Metode Iqro' Tartila menggunakan teknik bacaan terstandar yang digunakan dalam bacaan Al-Qur'an yang benar, sehingga siswa dapat belajar membaca dengan benar dan tepat sesuai dengan tajwid yang dianjurkan. Teknik bacaan terstandar ini sangat penting untuk memastikan siswa membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar.


Fleksibilitas Waktu dan Tempat: Metode Iqro' Tartila sangat fleksibel dalam hal waktu dan tempat. Siswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja sesuai dengan ketersediaan waktu dan tempat mereka. Hal ini membuat metode ini sangat cocok untuk siswa yang memiliki jadwal yang padat atau sulit untuk menghadiri kelas tetap.


Pendekatan Praktis: Metode Iqro' Tartila menggunakan pendekatan yang praktis dalam pembelajarannya. Siswa diajarkan dengan metode yang mudah dipahami dan diikuti, serta menggunakan materi bacaan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat siswa dapat mengaitkan pembelajaran Al-Qur'an dengan kehidupan sehari-hari mereka secara praktis.


Contoh video youtube tentang Metode Baca Al-Qur'an Iqro' Tartila: Cara Efektif Mempelajari Al-Qur'an


Deskripsi: Video ini akan mengajarkan Anda metode tartil Al-Qur'an Iqro' atau metode bacaan tartila yang efektif untuk mempelajari Al-Qur'an. Metode tartila ini sangat cocok untuk pemula yang ingin belajar membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Dalam video ini, Anda akan belajar langkah-langkah metode tartila Al-Qur'an Iqro' yang meliputi tajwid, hukum tajwid, serta teknik membaca Al-Qur'an yang baik dan benar.

Anda dapat mencari video ini di YouTube dengan menggunakan judul yang disebutkan di atas atau menggunakan kata kunci lain seperti "metode baca Al-Qur'an Iqro' Tartila", "belajar tartil Al-Qur'an Iqro'", atau "metode bacaan tartila Al-Qur'an". Pastikan untuk memilih sumber yang terpercaya dan mengikuti panduan yang diberikan dengan cermat untuk memastikan Anda belajar dengan benar dan efektif. Selamat belajar!

Semoga dengan metode tartil Al-Qur'an Iqro' yang diajarkan dalam video tersebut, Anda dapat mempelajari Al-Qur'an dengan baik dan benar, serta meraih keberkahan dalam proses belajar Anda. Selamat belajar dan semoga menjadi hafiz atau hafizah Al-Qur'an yang baik! Aamiin.


Jangan lupa selalu menggunakan sumber yang terpercaya dalam belajar agama, mengikuti panduan dari ahli, serta memperhatikan etika dan adab dalam membaca Al-Qur'an. 



Selasa, 04 April 2023

Peran Penting Buku Guru dan Buku Siswa dalam Kurikulum Merdeka PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK

Kurikulum Merdeka PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK


Definisi Buku Guru dan Buku Siswa


Buku Guru dan Buku Siswa adalah dua komponen utama dalam sistem pendidikan yang memainkan peran penting dalam pengembangan kualitas pendidikan. Buku Guru adalah buku panduan untuk guru yang digunakan untuk mengajar pelajaran tertentu, sedangkan Buku Siswa adalah buku yang diberikan kepada siswa sebagai bahan bacaan dan sumber informasi.


Kurikulum Merdeka


Kurikulum Merdeka adalah sistem pendidikan baru yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah dalam sistem pendidikan saat ini. Kurikulum Merdeka menekankan pada pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, dan inovatif serta lebih menekankan pada keterampilan dan kompetensi yang praktis.


Buku Guru dalam Kurikulum Merdeka


Buku Guru dalam Kurikulum Merdeka dirancang untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Buku Guru ini dilengkapi dengan berbagai metode dan teknik pengajaran, yang bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik terhadap materi pelajaran.


Buku Guru dalam Kurikulum Merdeka juga dilengkapi dengan berbagai strategi evaluasi, sehingga guru dapat memonitor kemajuan siswa secara teratur dan memperbaiki metode pengajaran mereka jika diperlukan. Dengan demikian, Buku Guru dalam Kurikulum Merdeka bertujuan untuk membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.


Buku Siswa dalam Kurikulum Merdeka


Buku Siswa dalam Kurikulum Merdeka dirancang untuk membantu siswa dalam memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang materi pelajaran. Buku Siswa ini disusun dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dikemas dalam format yang menarik sehingga siswa lebih tertarik untuk membaca dan mempelajari materi tersebut.


Buku Siswa dalam Kurikulum Merdeka juga dilengkapi dengan berbagai tugas dan latihan yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan kompetensi siswa. Dengan tugas dan latihan tersebut, siswa dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah, berpikir kritis, berkomunikasi, dan berkolaborasi dengan orang lain.


Implementasi Buku Guru dan Buku Siswa dalam Kurikulum Merdeka untuk PAUD


Implementasi Buku Guru dan Buku Siswa dalam Kurikulum Merdeka untuk PAUD sangat penting untuk membantu anak-anak dalam memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan dan efektif. Buku Guru untuk PAUD seharusnya mengandung berbagai kegiatan yang sesuai dengan usia anak-anak, seperti bermain, bernyanyi, menari, dan membuat karya seni.


Buku Siswa untuk PAUD seharusnya berisi gambar dan cerita yang menarik, sehingga anak-anak lebih tertarik untuk membaca dan mempelajari materinya. Buku Siswa untuk PAUD juga seharusnya dilengkapi dengan berbagai kegiatan dan permainan yang mendukung pembelajaran, seperti menggambar, mewarnai, dan membangun puzzle.


Selain itu, implementasi Buku Guru dan Buku Siswa dalam Kurikulum Merdeka untuk PAUD juga harus memperhatikan berbagai aspek penting lainnya, seperti keamanan, kesehatan, dan keselamatan anak-anak. Guru juga harus memastikan bahwa anak-anak belajar dalam lingkungan yang menyenangkan dan aman, serta memperhatikan kebutuhan individu anak-anak dalam pembelajaran.


Implementasi Buku Guru dan Buku Siswa dalam Kurikulum Merdeka untuk SD


Implementasi Buku Guru dan Buku Siswa dalam Kurikulum Merdeka untuk SD juga sangat penting untuk membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk perkembangan mereka. Buku Guru untuk SD seharusnya mengandung berbagai strategi dan metode pengajaran yang cocok untuk usia siswa, seperti cerita, permainan, dan latihan.


Buku Siswa untuk SD juga seharusnya dikemas dalam format yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Buku Siswa untuk SD seharusnya dilengkapi dengan berbagai latihan dan tugas yang mendukung pembelajaran siswa, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilan mereka.


Implementasi Buku Guru dan Buku Siswa dalam Kurikulum Merdeka untuk SD juga harus memperhatikan kebutuhan individu siswa dalam pembelajaran. Guru harus memastikan bahwa siswa mendapatkan bimbingan dan dukungan yang cukup untuk memperoleh pemahaman yang baik tentang materi pelajaran.


Implementasi Buku Guru dan Buku Siswa dalam Kurikulum Merdeka untuk SMP


Implementasi Buku Guru dan Buku Siswa dalam Kurikulum Merdeka untuk SMP juga sangat penting untuk membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih kompleks. Buku Guru untuk SMP seharusnya mengandung berbagai strategi dan metode pengajaran yang cocok untuk usia siswa, seperti diskusi, proyek, dan eksperimen.


Buku Siswa untuk SMP juga seharusnya dilengkapi dengan berbagai tugas dan latihan yang menantang, sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan mereka dalam memecahkan masalah, berpikir kritis, dan berkolaborasi dengan orang lain. Buku Siswa untuk SMP juga seharusnya dikemas dalam format yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa.


Implementasi Buku Guru dan Buku Siswa dalam Kurikulum Merdeka untuk SMP juga harus memperhatikan kebutuhan individu siswa dalam pembelajaran. Guru harus memastikan bahwa siswa mendapatkan bimbingan dan dukungan yang cukup untuk memperoleh pemahaman yang baik tentang materi pelajaran, serta memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan siswa dalam pembelajaran.


Implementasi Buku Guru dan Buku Siswa dalam Kurikulum Merdeka untuk SMA dan SMK


Implementasi Buku Guru dan Buku Siswa dalam Kurikulum Merdeka untuk SMA dan SMK juga sangat penting untuk membantu siswa dalam mempersiapkan diri untuk masa depan mereka. Buku Guru untuk SMA dan SMK seharusnya mengandung berbagai strategi dan metode pengajaran yang cocok untuk usia siswa yang lebih dewasa, seperti diskusi, penelitian, dan presentasi.


Buku Siswa untuk SMA dan SMK juga seharusnya dilengkapi dengan berbagai tugas dan proyek yang menantang, sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan mereka dalam memecahkan masalah, berpikir kritis, dan berkolaborasi dengan orang lain. Buku Siswa untuk SMA dan SMK juga seharusnya dikemas dalam format yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa.


Implementasi Buku Guru dan Buku Siswa dalam Kurikulum Merdeka untuk SMA dan SMK juga harus memperhatikan kebutuhan individu siswa dalam pembelajaran. Guru harus memastikan bahwa siswa mendapatkan bimbingan dan dukungan yang cukup untuk memperoleh pemahaman yang baik tentang materi pelajaran, serta memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan siswa dalam pembelajaran.


Selain itu, implementasi Kurikulum Merdeka juga harus memperhatikan pentingnya pengembangan keterampilan non-akademis bagi siswa, seperti keterampilan kepemimpinan, kreativitas, dan kewirausahaan. Guru dan siswa harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan keterampilan tersebut.


Terakhir, implementasi Buku Guru dan Buku Siswa dalam Kurikulum Merdeka harus dilakukan secara terus-menerus dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk guru, siswa, orang tua, dan masyarakat. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka dapat menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan membantu siswa dalam mempersiapkan diri untuk masa depan mereka.


Buku siswa adalah buku yang memuat materi pelajaran dalam berupa konsep dan gagasan yang akan siswa konstruksikan melalui soal-soal yang disusun menurut suatu pendekatan. Buku siswa dapat digunakan oleh mereka sebagai alat untuk membantu kelancaran belajar mereka di kelas dan di rumah. Oleh karena itu, ketika mengembangkan buku untuk siswa, konsep dan gagasan harus dalam bentuk konsep dasar.



Dengan demikian, buku siswa adalah panduan mata pelajaran atau konsep dasar yang dikembangkan berdasarkan pendekatan tertentu, dari sehingga buku siswa benar-benar disesuaikan dengan menggunakan pembelajaran proses, terutama dalam penguasaan. Selain itu, buku siswa dapat berfungsi sebagai kegiatan belajar yang dapat digunakan di rumah maupun di sekolah.



Buku guru adalah buku yang digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran. Buku ini merupakan karya yang disusun oleh Pemerintah dalam rangka pelaksanaan kurikulum sekolah merdeka. Buku guru ini telah disusun dan direvisi berbagai bagian di bawah koordinasi Kemendikbud, dan telah digunakan dalam tahapan pelaksanaan program Buku ini adalah "dokumen hidup" yang terus diperbarui dan diperbarui sesuai dengan kebutuhan dan perubahan zaman. Diharapkan kontribusi dari berbagai pihak akan meningkatkan kualitas buku ini.



Buku Program Sekolah Penggerak (PSP) atau Kurikulum prototipe/Kurikulum Merdeka Jenjang PAUD dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.


1. Belajar dan Bermain Berbasis Buku [Download DISINI]

2. Jati Diri [Download DISINI]

3. Dasar-Dasar Literasi Steam [Download DISINI]

4. Pengembangan Pembelajaran [Download DISINI]

5. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila [Download DISINI]



Buku Siswa dan Buku Guru kelas 1 SD Program Sekolah Penggerak (PSP) atau Kurikulum prototipe/Kurikulum Merdeka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.


SD Kelas 1

1. Buku Panduan Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SD Kelas I [Download DISINI]

2. Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SD Kelas I [Download DISINI]

3. Buku Panduan Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti untuk SD Kelas I [Download DISINI]

4. Buku Panduan Guru Bahasa Indonesia Aku Bisa untuk SD Kelas I [Download DISINI]

5. Buku Siswa Bahasa Indonesia Aku Bisa Untuk SD Kelas I [Download DISINI]

6. Teacher's Book My Next Words for Elementary School Grade I [Download DISINI]

7. Student's Book My Next Word for Elementary School Grade 1 [Download DISINI]

8. Buku Panduan Guru Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Pekerti untuk SD Kelas I [Download DISINI]

9. Buku Siswa Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Pekerti untuk SD Kelas I [Download DISINI]

10. Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas I [Download DISINI]

11. Buku Siswa Belajar Bersama Temanmu Matematika untuk SD Kelas I [Download DISINI]

12. Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SD Kelas I [Download DISINI]

13. Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SD Kelas I [Download DISINI]

14. Buku Panduan Guru Seni Rupa untuk SD Kelas I [Download DISINI]

15. Buku Panduan Guru Seni Tari untuk SD Kelas I [Download DISINI]

16. Buku Panduan Guru Seni Teater untuk SD Kelas I [Download DISINI]



Buku Siswa dan Buku Guru kelas 4 SD Program Sekolah Penggerak (PSP) atau Kurikulum prototipe/Kurikulum Merdeka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.


SD Kelas 4

1. Buku Panduan Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SD Kelas IV [Download DISINI]

2. Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SD Kelas IV [Download DISINI]

3. Buku Panduan Guru Bahasa Indonesia Lihat Sekitar untuk SD Kelas IV [Download DISINI]

4. Buku Siswa Bahasa Indonesia Lihat Sekitar Untuk SD Kelas IV [Download DISINI]

5. Buku Panduan Guru My Next Words Grade 4 untuk SD Kelas IV [Download DISINI]

6. Buku Siswa My Next Words Grade 4 untuk SD Kelas IV [Download DISINI]

7. Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk SD Kelas IV [Download DISINI]

8. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk SD Kelas IV [Download DISINI]

9. Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas IV Volume 1 [Download DISINI]

10. Buku Siswa Belajar Bersama Temanmu Matematika untuk SD Kelas IV Volume 1 [Download DISINI]

11. Buku Panduan Guru Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas IV Volume 2 [Download DISINI]

12. Buku Siswa Belajar Bersama Temanmu Matematika untuk SD Kelas IV Volume 2 [Download DISINI]

13. Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SD Kelas IV [Download DISINI]

14. Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SD Kelas IV [Download DISINI]

15. Buku Panduan Guru Seni Rupa untuk SD Kelas IV [Download DISINI]

16. Buku Panduan Guru Seni Tari untuk SD Kelas IV [Download DISINI]

17. Buku Panduan Guru Seni Teater untuk SD Kelas IV [Download DISINI]



Buku Pegangan Guru dan Siswa Sekolah Penggerak atau Kurikulum prototipe/Kurikulum Merdeka Kelas 7 (VII) SMP dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.


SMP Kelas 7

1. Buku Panduan Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]

2. Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]

3. Buku Panduan Guru Bahasa Indonesia Lihat Sekitar untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]

4. Buku Siswa Bahasa Indonesia Lihat Sekitar Untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]

5. Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]

6. Buku Siswa Pengetahuan Alam untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]

7. Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP Kelas VII [Download Disini]

8. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]

9. Buku Panduan Guru Informatika untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]

10. Buku Siswa Informatika untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]

11. Buku Panduan Guru Matematika untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]

12. Buku Siswa Matematika untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]

13. Buku Panduan Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]

14. Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]

15. Buku Siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]

16. Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]

17. Buku Panduan Guru Seni Rupa untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]

18. Buku Panduan Guru Seni Tari untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]

19. Buku Panduan Guru Seni Teater untuk SMP Kelas VII [Download DISINI]



Buku Pegangan Guru dan Siswa Program Sekolah Penggerak (PSP) atau Kurikulum prototipe/Kurikulum Merdeka Kelas 10 SMA SMK dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.


1. Buku Panduan Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMASMK Kelas X [Download DISINI]

2. Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMASMK Kelas X [Download DISINI]

3. Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X [Download DISINI]

4. Buku Siswa Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X [Download DISINI]

5. Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMA Kelas X [Download DISINI]

6. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMA Kelas X [Download DISINI]

7. Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMA Kelas X [Download DISINI]

8. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMA Kelas X [Download DISINI]

9. Buku Panduan Guru Informatika untuk SMA Kelas X [Download DISINI]

10. Buku Siswa Informatika untuk SMA Kelas X [Download DISINI]

11. Buku Panduan Guru Matematika untuk SMA/SMK Kelas X [Download DISINI]

12. Buku Siswa Matematika untuk SMA/SMK Kelas X [Download DISINI]

13. Buku Panduan Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMA/SMK Kelas X [Download DISINI]

14. Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas X [Download DISINI]

15. Buku Siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas X [Download DISINI]

16. Buku Panduan Guru Seni Musik untuk SMA/SMK Kelas X [Download DISINI]

17. Buku Panduan Guru Seni Rupa untuk SMA/SMK Kelas X [Download DISINI]

18. Buku Panduan Guru Seni Teater untuk SMA/SMK Kelas X [Download DISINI]

19. Buku Panduan Guru Sejarah untuk SMK Kelas X [Download DISINI]

20. Buku Siswa Sejarah untuk SMK Kelas X [Download DISINI]